Selasa, 29 Oktober 2024

Ayahku, Pencinta Keluarga dan Inspirasi Hidupku

Ayahku, Pencinta Keluarga dan Inspirasi Hidupku

Ayahku, Thomy Aditya Wijaya, lahir pada 2 Juni 1979, dan kini berusia 45 tahun. Ia menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada, jurusan Manajemen, di mana ia memperoleh banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang kemudian menjadi bekal untuk masa depannya. Semasa kuliah, Ayah mendalami ilmu manajemen, tidak hanya dari sisi teori, tetapi juga dari pengalaman yang dia temukan selama mengikuti berbagai kegiatan di kampus. Menurutnya, pengalaman-pengalaman tersebut sangat berperan dalam membentuk cara pandangnya terhadap dunia kerja dan bisnis.

Setelah lulus, Ayahku mengawali kariernya di dunia perbankan sebagai Manajer Investasi di Bank Panin. Sebagai Manajer Investasi, ia bertanggung jawab dalam mengelola dana nasabah dan menyusun strategi untuk menjaga serta mengembangkan portofolio investasi kliennya. Pekerjaan ini menuntut ketelitian, analisis yang tajam, dan kemampuan mengambil keputusan dengan penuh perhitungan. Selama bertahun-tahun, Ayah mengasah keterampilannya dalam memahami pasar keuangan, menghadapi tantangan, dan membangun kepercayaan dengan para nasabah. Pekerjaannya ini memberinya banyak pengalaman dan pemahaman tentang dunia investasi dan keuangan, yang menjadi landasan penting dalam perjalanan kariernya.

Meskipun pekerjaannya di bank sangat stabil dan menjanjikan, Ayah merasakan panggilan yang kuat untuk melanjutkan bisnis keluarga. Bagi Ayah, dunia bisnis memberikan kesempatan yang lebih besar untuk berkembang dan menghadirkan fleksibilitas waktu yang lebih luas, sehingga ia bisa hadir dalam setiap tahap perkembangan hidupku dan kakakku, Carine. Dengan penuh keyakinan, ia pun memutuskan untuk meninggalkan dunia perbankan dan fokus pada usaha keluarga di bidang keuangan serta makanan dan minuman. Langkah ini adalah perubahan besar dalam hidupnya, namun dengan semangat dan kepercayaan pada kemampuan dirinya, Ayah berhasil menjalankan bisnis keluarga dengan sukses.

Di luar pekerjaan, Ayah adalah seorang yang sangat mencintai olahraga, khususnya bola basket. Bagi Ayah, basket bukan sekadar hobi, tetapi juga sarana untuk menjaga kebugaran dan menyegarkan pikirannya dari rutinitas pekerjaan. Hingga kini, ia masih rutin berlatih basket seminggu sekali bersama teman-temannya. Kecintaannya pada basket juga terlihat dari koleksi sepatu Air Jordan miliknya yang memiliki berbagai warna. Setiap sepatu yang ia miliki tidak hanya sebagai koleksi, tetapi juga sebagai pengingat akan dedikasi dan semangatnya dalam berolahraga. Setiap kali ia bermain, Ayah merasa bisa melepaskan stres dan menikmati waktu luangnya dengan sepenuhnya.

Selain basket, Ayahku juga seorang penggemar Vespa. Mengendarai Vespa memberinya rasa kebebasan, dan ia sering terlihat menikmati waktu-waktu berkeliling kota dengan motor kesayangannya ini. Ada kebahagiaan tersendiri yang Ayah dapatkan dari hobinya ini. Tidak hanya itu, Ayah juga memiliki sisi kreatif dan hobi mengoleksi action figures. Koleksinya terdiri dari karakter Gundam dan Marvel yang tertata rapi di ruang kerjanya. Baginya, action figures ini bukan sekadar benda pajangan, tetapi karya seni yang mencerminkan kecintaannya pada cerita dan karakter-karakter penuh inspirasi dari dunia fiksi.

Meski memiliki banyak kesibukan, Ayah selalu memastikan waktu untuk kami. Ia sering meluangkan waktu untuk menemani aku belajar atau bahkan berlatih piano. Bagi Ayah, waktu bersama keluarga adalah hal yang sangat berharga dan tak tergantikan. Keputusannya menjadi pebisnis juga memungkinkannya memiliki jadwal yang lebih fleksibel. Ia selalu berusaha hadir dalam berbagai momen penting dalam hidupku dan Carine, dari sekadar mendengarkan cerita kami tentang kegiatan di sekolah hingga memberikan nasihat bijak tentang berbagai hal. Ayah selalu ada untuk kami, menunjukkan kepeduliannya dengan tindakan nyata yang membuat kami merasa diperhatikan dan dicintai.

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi Ayah. Ia selalu mengatakan bahwa pendidikan yang baik adalah modal utama untuk meraih masa depan yang cerah dan membangun kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, Ayah kerap menanamkan nilai-nilai positif, seperti pentingnya kerja keras, ketekunan, dan komitmen dalam belajar. Ia mencontohkan betapa pentingnya usaha dan kesabaran untuk mencapai tujuan, serta mendorong kami untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap tantangan. Nasihat-nasihatnya ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus berusaha, dan memberikan landasan yang kuat dalam membentuk karakter kami sebagai pribadi yang tangguh dan mandiri.

Ayahku adalah sosok yang sangat menyayangi kami dan selalu berusaha menjadi panutan yang baik. Melalui segala kebaikan, perhatian, dan nasihat yang ia berikan, Ayah telah mengajarkan kami tentang pentingnya menghargai keluarga, bekerja keras, dan berjuang untuk meraih mimpi. Ia tidak hanya menunjukkan dengan kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata, tentang arti kasih sayang dan dedikasi dalam keluarga. Bagi kami, Ayah bukan hanya kepala keluarga, tetapi juga sosok inspiratif yang memberi kami kekuatan untuk terus berusaha dan meraih impian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai Ms Marcella! Aku, Calya Anara Wijaya, cuma mau bilang terima kasih banyak karena sudah jadi guru piano yang luar biasa buat aku. Dar...